Hakikat waktu dalam Sains dan Al - Qur'an


Waktu merupakan sesuatu yang tidak bermakna, kecuali jika ada peristiwa yang membedakannya. Sama seperti warna yang tidak dapat kita bedakan, kecuali ada mata yang melihatnya. Sekadar membayangkan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, akan memberikan kesan kepada kita bahwa perjalanan waktu ibarat busur panah menuju ke satu arah. Zaman bagaikan rangkaian dari sejumlah peristiwa yang berturut-turut. Kalau bukan karena memori yang diberikan Allah kepada manusia, tentu kita tidak akan merasakan berjalannya waktu.

 
Sejak berabad-abad lalu manusia telah mengamati fenomena alam secara teratur. Pengamatan itu membantu manusia menemukan makna dan penggunaan waktu. Hari dalam kehidupan di bumi adalah satuan waktu untuk bumi melakukan rotasi satu putaran penuh. Tahun adalah satuan waktu untuk bumi berevolusi mengelilingi matahari, yaitu sama dengan 365 hari. Bulan (bulan Arab) adalah satuan waktu untuk bulan mengelilingi bumi satu putaran penuh. Banyak bangsa di dunia yang menjadikan satuan waktu sebagai dasar penanggalan mereka dengan sedikit perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Akan tetapi, semuanya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok.

Pertama, penanggalan bulan yang menjadikan putaran bulan mengelilingi bumi sebagai dasarnya. Kedua, penanggalan matahari yang menjadikan putaran bumi mengelilingi matahari sebagai dasarnya. Penanggalan Hijriah (yang menggunakan dasar bulan) dan miladiah (yang menggunakan dasar matahari) merupakan contoh penanggalan tersebut.
Allah juga menjadikan gerak matahari, bulan, dan planet lainnya dengan perhitungan yang cermat agar manusia memanfaatkannya untuk mengetahui dan mengukur waktu. Allah berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, maka Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang-benderang supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS Al-Isra’: 12)


Allah juga menjadikan bulan sabit dan perbedaan bentuk bulan akibat perputarannya mengelilingi bumi sebagai keterangan waktu untuk beribadah dan urusan keduniaan.
Para ahli menemukan waktu bersifat relatif dan berubah karena bergantung pada tempat dan kecepatan gerak tempat itu. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Artinya, waktu selalu berkaitan dengan gerak dan tempat. Satu hari di planet Venus, misalnya (satuan waktu yang digunakan planet itu untuk berotasi pada porosnya), sama dengan 242 hari di bumi. Satu tahun di planet Venus (satuan waktu yang digunakan planet itu untuk berevolusi pada matahari) sama dengan 225 hari di bumi. Ini berarti satu tahun di planet Venus hampir sama panjangnya dengan satu tahun di bumi. Berati pula bahwa empat musim di planet Venus terus silih berganti dalam satu hari.

Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.
Namun, jika kita berpikir tentang firman Allah di dalam Al Qur’an kita akan mengetahui bahwa relativitas waktu telah diisyaratkan ke dalam ayat-ayat-Nya, di antaranya:
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.” (QS Al-Hajj: 47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As-Sajdah: 5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” (QS Al-Ma’arij: 4)

Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
“Allah bertanya: ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab: ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfirman: ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui’.” (QS Al-Mu’minun: 122-114)

Sungguh Maha Suci Allah Sungguh Maha Suci Allah yang tidak tunduk pada dimensi ruang dan waktu karena Dia berada di luar ruang dan waktu.
Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanya kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita kecauli masa.” Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka tidak lain hanylah mendua-duga. (QS Al-Jatsiah: 24).

0 komentar:

Posting Komentar

Nuril Shinta Rakhma Dewi

Sites

kurni.smanda.sch.id

Total Tayangan Halaman

Translate