Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa kelak pada hari kiamat setiap
orang akan disibukkan dengan persoalan dirinya sendiri, termasuk para
nabi. Ketika mereka dimintai pertolongan, mereka menyatakan nafsi-nafsi
(sendiri-sendiri). Kecuali nabi teristimewa, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dalam kondisi sulit itu, beliau terus berjuang dan berusaha untuk
menyelamatkan umatnya. Ummati. Ummati, bagaimana halnya dengan umatku, selamatkan umatku….selam atkan umatku….,” ucap Rasulullah SAW berkali-kali. (Duuh Gusti Kanjeng Nabi, begitu besar perhatianmu pada umatmu).
Gejolak Neraka Jahannam. Ketika penghuni neraka digiring menuju
neraka, keluarlah gejolak api neraka Jahannam, bergulung-gulun g
menyambar-nyamb ar. Ketika ia bergulung-gulun g hendak menyambar umat
Muhammad, tiba-tiba Malaikat Jibril berteriak. “Awas..sambaran api
menuju umat Muhammad,” teriak Malaikat Jibril seraya membawa semangkuk
air. Maka, dengan secepat kilat Nabi Muhammad SAW meraih air yang ada di
tangan Malaikat Jibril.
Malaikat Jibri berkata, “Cepat Muhammad, cepat Muhammad!” Air Mata
sebagai Pemadam. Segera saja Rasulullah SAW menyiramkan air itu pada api
Neraka Jahannam yang menyambar-nyamb ar hingga menjadi padam seketika.
Setelah gejolak api itu padam dan surut kembali ke tempat asalnya, Nabi
Muhammad SAW bertanya, “Wahai Jibril, air apakah itu?” “Itu adalah air
mata umatmu yang menangisi dosa-dosanya karena takut kepada Allah SWT,”
jawab Malaikat Jibril. Oleh karena itu, para sahabat yang seiman,
deraikanlah dan alirkanlah air mata hingga membasahi pipi atau
tumpahkanlah air mata di atas sajadah ketika membaca Al Qur’an atau pada
saat sujud karena takut kepada Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar